Wednesday, August 12, 2015

Hindari Berbohong pada Anak

Hei para ayah dan ibu, pernahkah Anda menjanjikan sesuatu pada anak Anda jika dia berperilaku baik? Sebaiknya Anda benar-benar merealisasikan janji itu, karena jika tidak, kebohongan kecil Anda tersebut dapat mempengaruhi psikologis anak. Banyak orang tua yang menerapkan sistem reward and punishment untuk mendidik anaknya. Sistem tersebut berguna untuk meningkatkan disiplin anak, apabila dia berperilaku baik maka orang tua akan memberinya hadiah seperti permen, boneka, mainan, atau bahkan jalan-jalan ke tempat wisata. Sebaliknya, jika anak berperilaku buruk maka hukuman akan diberikan seperti tidak boleh bermain selama satu hari, tidak boleh membeli permen, atau hukuman kurungan ringan. Namun sayangnya, banyak orang tua yang sekedar melakukan punishment saja tanpa memberikan reward saat anak berperilaku baik. Alasannya pun beragam seperti lupa, tidak bisa memenuhi janji karena jadwal sibuk, atau bahkan karena orang tua tersebut sudah berbohong sejak awal.



“Ketika kita menepati janji dengan anak kita, kita membantu mereka mengembangkan pemahaan tentang kepercayaan dan bisa menghormati orang lain. Sebagai orang tua, kita juga bisa memproyeksikan bahwa kita ini sosok yang jujur dan bisa dipercaya, itu membantu menciptakan rasa aman bagi anak-anak,” kata psikolog dan Direktur Parent WellBeing, Jodie Benveniste.

Saat anak menyadari bahwa perilaku baiknya tidak kunjung mendapatkan apresiasi dari orang tua sesuai janjinya, maka anak anak kehilangan rasa percayanya pada orang tua. Kemudian dia akan meniru perilaku orang tuanya tersebut ke dalam lingkungan bermainnya seperti di sekolah. Anak akan berpikir bahwa tidak masalah apabila dia berjanji pada seseorang dan tidak menepatinya.

“Janji pada anak yang diingkari sudah pasti membuat mereka merasa sakit hati dan kecewa. Untuk mengurangi kekecewaan dan rasa sakit itu, Anda bisa menawarkan kegiatan lain yang sedang mereka inginkan. Pastikan pula Anda sudah menjelaskan penyebab Anda melanggar janji itu,” jelas Benveniste.

Kebohongan yang biasa terjadi juga tidak sebatas itu saja. Pernahkah Anda berkata kepada anak Anda saat dia mau meminum obat, “Tidak apa-apa kok, rasanya enak”, padahal obat tersebut rasanya amat pahit. Atau “Ibu tidak akan pergi lama, cuman membeli beberapa barang belanjaan saja” namun ternyata Anda pergi hingga dua jam tanpa kabar.

Anda tidak perlu mengatakan kebohongan-kebohongan tersebut, katakanlah sesuai dengan apa yang akan anak Anda dapat. Untuk obat, Anda bisa mengatakan “Memang rasanya tidak enak, tapi ini akan baik untuk kesehatan kamu”. Atau jika Anda tidak yakin berapa lama Anda akan pergi berbelanja cukup katakan “Mama tidak yakin akan pergi belanja berapa lama, jika ada apa-apa segera hubungi mama ya”. Ucapan seperti itu akan jauh lebih baik bagi psikologis anak karena mereka tidak merasa tertipu.

Untuk menghindari hal semacam itu dan perubahan pada psikologis anak, kejujuran adalah hal utama. Saat mereka dewasa nanti, mereka akan lebih paham mengapa Anda berkata demikian sehingga mereka bisa meneruskan kepada teman, kekasih, atau bahkan anaknya kelak.